Kabupaten Kulon Progo merupakan kabupaten yang menjadi gerbang utama masuknya wisatawan ke daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Kondisi tersebut adalah dasar bahwa kesehatan di daerah ini tidak bisa ditawar dan wajib diwujudkan.
Saat ini, mewujudkan Kabupaten Sehat menjadi prioritas utama bagi Kulon Progo dengan dukungan penuh dari DIY.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menggelar Focus Group Discussion (FGD) tentang Kesehatan di Sungai Mudal, Girimulyo, Kulon Progo dengan diikuti oleh Tim Penilai Kabupaten Kota Sehat (KKS) Tahun 2023.
Asisten Sekda Kulon Progo Bidang Administrasi Umum Eko Wisnu Wardhana mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulon Progo memang sedang menggencarkan peningkatan kualitas kesehatan pada masyarakat.
Hal yang paling gencar dilakukan adalah mengatasi stunting yang menjadi akar dari pertumbuhan generasi penerus bangsa yang berkualitas.
Salah satu upaya yang inovatif dari Kulon Progo adalah adanya aplikasi Bumilku dan Matahatiku.
“Pemerintah Kabupaten Kulon Progo sekarang sedang gencar mengatasi stunting. Berawal dari permasalahan itu, dibuatlah aplikasi untuk memantau kesehatan masyarakat. Khususnya ibu hamil dan anak-anak. Aplikasi tersebut diberi nama Bumilku dan Matahatiku,” kata Eko.
Aplikasi Bumilku merupakan quick win unggulan Kulon Progo sebagai aplikasi pemantauan kesehatan ibu hamil dengan terintegrasi Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Geospasial.
Sementara itu, Matahatiku sebagai pemantau kesehatan ibu pasca melahirkan dan pertumbuhan anak di 1.000 hari pertama.
Eko berharap dengan adanya aplikasi-aplikasi sebagai pantau kesehatan masyarakat tersebut, dapat mendukung Kulon Progo sebagai Kabupaten Sehat.
FGD ini digelar sekaligus dalam rangka visitasi Kabupaten Kota Sehat oleh Tim Penilai KKS Kementerian Kesehatan.
Visitasi Kabupaten Kota Sehat berlangsung selama dua hari, di beberapa titik lokasi. Hari pertama di Wates, Lendah, Galur, dan Sentolo.
Salah satu kunjungannya di Masjid Al-Furqon, Rumah Produksi Batik Sembung, Pabrik Quick, Alun-Alun Wates, dan Pasar Wates.
Pada hari kedua dilanjutkan dengan tujuan Pengasih, Nanggulan dan Girimulyo. Salah satunya adalah kunjungan lapangan ke SMP Negeri 1 Pengasih, Tempat Pembuangan Akhir (TPA ) Kroco, Vihara, dan Sungai Mudal.
Ketua Tim Penilai KKS sekaligus Sekretariat Kabinet Kepresidenan Teguh Supriyadi menuturkan, kebersihan di Kulon Progo menjadi poin positif di awal penilaian.
Dia menjelaskan, ada sembilan tatanan yang menjadi indikator dalam penilaian KKS ini. Indikator tersebut adalah masyarakat mandiri yang sehat, permukiman dan fasilitas umum, satuan pendidikan, pasar, perkantoran, industri, pariwisata, ketertiban transportasi dan lalu lintas, perlindungan sosial, serta penanggulangan bencana.
“Saya dan tim penilai sudah dua hari melaksanakan visitasi, ke beberapa titik lokasi yang memenuhi kriteria penilaian Program KKS. Di Kulon Progo ini lokasi yang kami kunjungi cukup bersih,” ungkapnya.
Kedepannya, Teguh menambahkan, Kabupaten Kulon Progo perlu melakukan antisipasi terhadap kesehatan masyarakat.
“Kulon Progo adalah gerbang utama masuk ke DIY, sehingga gaya hidup masyarakat Kulon Progo akan berubah. Jadi, pemerintah perlu melakukan antisipasi,” katanya.
Ali Mustaqim, salah satu Tim Penilai KKS dari Direktorat Kesehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan menyatakan, kebersihan, ruangan tanpa asap rokok, keaktifan anak-anak, fasilitas umum yang ramah anak, ramah difabel, serta kreatifitas dalam mengolah limbah Kulon Progo cukup mengesankan.
Terlebih limbah produksi batik hingga limbah sampah, dapat terolah dengan baik sehingga tidak kesehatan lingkungan.
“Pengelolaan limbah sudah bagus. Limbah produksi batik digunakan sebagai pupuk beserta dengan urine sapi. Namun, ada catatan untuk sekolah-sekolah dan pedagang. Sekolah belum mempunyai zona aman sekolah dan pedagang-pedagang belum mendapatkan sosialisasi,” ujar Ali.
Setelah melakukan visitasi lapangan selama dua hari di Kulon Progo, Tim Penilai memberikan penilaian dan catatan positif terutama terhadap kerja keras Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dan partisipasi masyarakat terhadap program KKS.
Maka dari itu, Penjabat (Pj) Bupati Kulon Progo Ni Made Dwipanti Indrayanti memiliki harapan yang besar agar Kabupaten Kulon Progo mendapatkan penghargaan Kabupaten Kota Sehat. BIG