advertisements
advertisements
JATENG MagzRegional

Pemprov Jateng Salurkan Bantuan 15 Ton Beras dan 7.500 Mi Mocaf untuk Warga Sragen

×

Pemprov Jateng Salurkan Bantuan 15 Ton Beras dan 7.500 Mi Mocaf untuk Warga Sragen

Sebarkan artikel ini
Bantuan secara simbolis diserahkan Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Nana Sudjana di Balai Desa Katelan, Kecamatan Tangen, Kabupaten Sragen. (dok. jatengprov.go.id)

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) menyalurkan bantuan pangan berupa 15 ton beras dan 7.500 mi mocaf, kepada warga Kabupaten Sragen.

Bantuan secara simbolis diserahkan Penjabat (Pj) Gubernur Jateng Nana Sudjana di Balai Desa Katelan, Kecamatan Tangen, Kabupaten, baru-baru ini.

Dari jumlah bantuan itu, sebanyak 10 ton beras dan 5.000 pak mi mocaf dibagikan untuk 1.000  KK warga Desa Katelan Kecamatan Tangen.

Ada 5 ton beras dan 2.500 pak mi mocaf untuk 500 KK warga Desa Sambi Dhuwur, Kecamatan Tanon. Setiap KK mendapatkan 10 kg beras dan 5 pak mi mocaf.

Nana menyatakan, bantuan pangan diberikan untuk membantu keluarga miskin. Bantuan diberikan kepada warga di dua lokasi tersebut, karena angka kemiskinannya masih cukup tinggi.

“Jadi kegiatan ini kita peruntukkan bagi masyarakat yang memang membutuhkan. Karena mereka termasuk masyarakat miskin,” jelas Pj Gubernur.

Dalam pemberian bantuan itu, lanjutnya, Pemprov Jateng memberikan bahan pangan berupa mi mocaf dari singkong, untuk mengenalkan pangan lokal, sehingga masyarakat tidak hanya tergantung dengan beras, dan mi dari terigu yang bahan bakunya harus diimpor.

“Jadi mi mocaf buatan Karanganyar ini, sangat bermanfaat bagi kesehatan masyarakat,” tuturnya.

Dia menambahkan, pemberian bantuan pangan itu merupakan bentuk kepedulian Pemprov Jateng kepada masyarakat kurang mampu. Kegiatan tersebut akan dilakukan di seluruh wilayah Jateng, dengan kantong kemiskinan tinggi.

Penerima bantuan dari Desa Katelan, Muniroh, mengaku bersyukur mendapat bantuan pangan dari Pemprov Jateng.

Menurutnya, bantuan yang diterima tersebut bisa mengurangi beban pengeluaran keluarga, apalagi suaminya hanya bekerja sebagai buruh tani, yang penghasilannya tidak menentu.

Alhamdulillah senang sekali. Suami kerja (buruh) tani. Per bulan penghasilannya tidak pasti. Apalagi saat musim kemarau kemarin tidak panen,” tuturnya. BIG

Facebook Comments Box