BisnisJATIM MagzRegional

Investasi di Surabaya Semester I/2023 Capai Rp19,9 Triliun

×

Investasi di Surabaya Semester I/2023 Capai Rp19,9 Triliun

Sebarkan artikel ini
Aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur. (dok. istimewa)

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mencatat pada Semester 1/2023 atau pada kurun waktu Januari-Juni 2023, investasi di Surabaya mencapai Rp19,919 triliun. Angka ini diyakini bisa menggerakkan ekonomi kerakyatan.

Realisasi investasi ini berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp1,512 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp10,493 triliun, serta penanaman modal usaha mikro kecil sebesar Rp7,919 triliun.

Untuk PMA dan PMDN itu termasuk ke dalam non-UMK yang modal usahanya di atas Rp5 miliar, sedangkan investasi yang modal usahanya di bawah Rp5 miliar masuk kategori UMK.

Nah, total investasi non-UMK sebesar Rp12,005 triliun dan total investasi UMK sebesar Rp7,919 triliun, sehingga total investasi pada Semester I ini sebesar Rp19,919 triliun. Alhamdulillah ini menunjukkan bahwa investasi terus berdatangan ke Surabaya,” jelas Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dalam keterangan tertulis, Senin (21/8/2023).

Dia optimistis besarnya investasi yang masuk ke Surabaya mampu menumbuhkan ekonomi kerakyatan. Nantinya, lanjut Eri, warga Surabaya dapat berkontribusi sebagai tenaga kerja di setiap lini lapangan pekerjaan yang dibutuhkan, termasuk memajukan sektor UMKM Surabaya.

Wali Kota Eri memastikan saat ini salah satu syarat untuk investasi di Surabaya adalah harus mempekerjakan warga Surabaya. Sehingga, setiap investasi baru yang masuk, harus dapat menumbuhkan lapangan kerja bagi warga.

“Jadi investasi silahkan masuk sebesar-besarnya ke Surabaya, tetapi harus bisa menggerakkan ekonomi kerakyatan warga Surabaya,” ujarnya.

Namun demikian, dia juga menyadari lahan investasi di Kota Surabaya ini sangat terbatas, sehingga ke depannya dan memastikan akan terus menggenjot investasi dari sektor barang dan jasa.

“Sekarang kita lagi bergerak dengan Pelindo bagaimana lahan-lahan parkir di Pelindo itu bisa dikelola dengan baik. Jadi, kita bersama Pelindo juga akan bergerak di pelabuhan untuk meningkatkan investasi,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Kota Surabaya Afghani Wardhana menjelaskan, sejumlah sektor yang menjadi penyumbang tertinggi dari PMA, PMDN, dan UMK.

Khusus untuk penyumbang tertinggi dari PMA adalah sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi sebesar Rp473,35 miliar, lalu perdagangan dan reparasi sebesar Rp398,85 miliar dan disusul oleh sektor perhotelan dan restoran sebesar Rp211,05 miliar.

Penyumbang tertinggi dari PMDN adalah sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran sebesar Rp3,58 triliun, lalu sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi sebesar Rp1,53 triliun dan disusul oleh sektor perdagangan dan reparasi sebesar Rp794,2 miliar.

Selanjutnya, di sektor kontruksi sebesar Rp791,3 miliar, lalu hotel dan restoran menyusul dengan capaian sebesar Rp721,9 miliar.

Sementara itu, penyumbang tertinggi dari UMK adalah sektor perdagangan dan reparasi sebesar Rp2,13 triliun, lalu jasa lainnya sebesar Rp901,3 miliar.

Disusul oleh sektor konstruksi sebesar Rp550,27 miliar, kemudian sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi sebesar Rp423,3 miliar, selanjutnya sektor hotel dan restoran sebesar Rp253,8 miliar.

Alhamdulillah, PMDN Surabaya tertinggi se-Jawa Timur, ini menunjukkan bahwa minat investor tanah air masih tinggi dibandingkan investor dari luar negeri,” tegasnya. BIG

Facebook Comments Box