advertisements
advertisements
JATENG MagzRegional

Dinkes Jateng Gandeng Tim Penggerak PKK Putus Mata Rantai Penularan TB Anak

×

Dinkes Jateng Gandeng Tim Penggerak PKK Putus Mata Rantai Penularan TB Anak

Sebarkan artikel ini
Saat acara workshop “Pendampingan Pengobatan TB Anak” di Grhadhika Bakti Praja, Jumat (24/3/2023). (dok. jatengprov.go.id)

Dinas Kesehatan Jawa Tengah menggandeng Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteran Keluarga (TP PKK) memberantas Tuberkulosis (TB) pada anak.

Hal ini dilakukan, karena kader PKK yang menjangkau akar rumput, sehingga efektif dalam melakukan sosialisasi terhadap bahaya TB untuk memutus mata rantai penyebaran.

Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinkes Jateng Riptieni Tri Lutiarsi mengatakan, kasus TB di Jawa Tengah setiap tahun meningkat.

Data menunjukan, pada 2022 kasus TB anak mencapai 14.424 kasus dengan proporsi kasus yang naik 21%.

Oleh karena itu, kader PKK diajak menyebarkan sosialisasi untuk mencegah dan memutus mata rantai penyakit TB pada anak.

“Ibu-ibu PKK kita ajak dalam rangka memutuskan mata rantai penularan TB dan mencegah penularan ke anak,” jelasnya.

Riptieni berharap, mereka dapat mengedukasi, apabila ada yang terserang atau bergejala, segera diperiksakan ke layanan kesehatan,” ungkapnya pada acara workshop “Pendampingan Pengobatan TB Anak” di Grhadhika Bakti Praja, Jumat (24/3/2023).

Riptieni menyatakan, kolaborasi dengan PKK dilakukan seluruh pelosok Jawa Tengah.

Nantinya, dia menambahkan, para kader akan diedukasi bagaimana cara penularan dan memahami ciri-ciri anak yang terkena TB, agar bisa melakukan deteksi dini.

Melalui deteksi dini, lanjutnya, penyakit itu bisa disembuhkan dengan konsumsi obat rutin, yang tersedia gratis.

Jika konsisten, dalam enam bulan TB bisa dieliminasi dari tubuh manusia.

Namun, jika tidak terdeteksi, penderita TB bisa saja terinfeksi tetapi tidak merasakan gejala, kemudian menularkannya kepada orang lain.

Selain menggandeng PKK, ujar Riptieni, Dinkes Jateng juga telah melakukan sosialisasi, pemberian terapi tuberkulosis dan skrining, yang dilakukan di sekolah hingga pondok pesantren.

“Ketika penemuannya makin banyak, kita bisa mengobati. Jangan, seperti fenomena gunung es, yang kasusnya sedikit, tapi belum tentu tidak ada penularan TB,” tuturnya.

Wakil Ketua I TP PKK Provinsi Jateng Nawal Arafah mengapresiasi hal tersebut.

Menurutnya, tuberkulosis merupakan satu dari 10 penyakit yang menyebabkan kematian.

Nawal menambahkan, keseriusan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng dalam memberantas TB, ditunjukkan dengan Pergub 93/2018 tentang rencana aksi daerah menanggulangi TB, dan komitmen bebas TB pada 2028.

Oleh karena itu, dia mengajak kader PKK di pelosok Jateng menjadi duta pemberantas TB.

Nawal menyebutkan, keberhasilan pemberantasan TB bukan hanya tugas pemerintah, masyarakat pun andil dalam pemberantasan penyakit itu. BIG

 

Facebook Comments Box