advertisements
advertisements
JOGJA MagzRegional

DIY Segera Implementasikan Pendidikan Khas Kejogjaan

×

DIY Segera Implementasikan Pendidikan Khas Kejogjaan

Sebarkan artikel ini
Pertemuan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X bersama dengan Dewan Pendidikan DIY di Dalem Ageng, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta. (dok. jogjaprov.go.id)

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X mendukung Pendidikan Khas Kejogjaan yang akan diimplementasikan di seluruh jenjang pendidikan di wilayah DIY.

Pendidikan Khas Kejogjaan ini merupakan inisiasi Dewan Pendidikan DIY bersama Dinas Pendidikan Pemuda & Olah Raga (Disdikpora) DIY.

Kepala Disdikpora DIY Didik Wardaya mengungkapkan hal tersebut saat ditemui usai mendampingi Sri Sultan dalam pertemuan bersama Dewan Pendidikan DIY di Dalem Ageng, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta pada Senin (03/4/2023).

Pada pertemuan tersebut, Dewan Pendidikan DIY memaparkan grand design terkait Pendidikan Khas Kejogjaan ini kepada Sri Sultan.

“Pendidikan Khas Kejogjaan yang disiapkan oleh Dewan Pendidikan bersama Dinas Dikpora sudah pada tahap akhir, sehingga nanti kita harapkan bisa digunakan untuk penguatan dalam proses pendidikan di DIY. Bentuknya sebenarnya itu penguatan nilai-nilai kekhasan Jogja,” ujar Didik.

Dia menjelaskan, terkait penerapan Pendidikan Khas Kejogjaan ini, beberapa sekolah akan dipilih untuk menjadi pilot project, terutama bagi sekolah yang lebih dahulu telah menerapkan pendidikan berbasis budaya.

“Pendidikan khas ini akan memilih untuk beberapa sekolah terlebih dahulu sebagai pilot project. Sekarang beberapa sekolah kan sudah jalan ini menerapkan pendidikan berbasis budaya, itu tinggal kemudian diwarnai dengan pendidikan khas tadi,” jelas Didik dala situs jogjaprov.go.id.

Sementara itu, Ketua Dewan Pendidikan DIY Sutrisna Wibawa menuturkan, Pendidikan Khas Kejogjaan bukan merupakan sebuah mata pelajaran baru melainkan pendidikan yang terintegrasi dengan mata pelajaran terkait.

Secara umum, konsep-konsep yang tertuang dalam Pendidikan Khas Kejogjaan merupakan bagian dari implementasi orasi ilmiah yang disampaikan Gubernur DIY pada tahun 2019, ketika menerima anugerah kehormatan Doktor Honoris Causa (Dr. Hc.) bidang Manajemen Pendidikan Karater Berbasis Budaya dari UNY.

Rencananya, penerapan Pendidikan Khas Kejogjaan ini akan diuji coba pada Juni dan Juli mendatang dan diharapkan sudah bisa terimplementasi pada Januari 2024 di seluruh jenjang pendidikan di DIY, mulai dari PAUD hingga perguruan tinggi.

Terintegrasi dengan mata pelajaran terkait, sebagai tahap awal, Pendidikan Khas Kejogjaan ini akan diintegrasikan dengan mata pelajaran bahasa Jawa dan seni budaya.

“Misalnya, sangkan paraning dumadi ini kan filosofi Jogja. Bagaimana asal usul manusia, manusia akan kemana, itu kan bisa terkait dengan agama. Kemudian sejarah Jogja terkait dengan pelajaran sejarah. Lalu tata krama, unggah-ungguh terkait dengan mata pelajaran bahasa jawa,” tutur Sutrisna.

Menurutnya, secara sederhana, implementasi Pendidikan Khas Kejogjaan itu sendiri diarahkan untuk mewujudkan jalmo kang utomo (manusia yang utama).

Selain itu, lanjutnya, mewujudkan manusia yang pintar, cerdas, menguasai iptek, tapi juga tetap memiliki sopan santun.

“Mewujudkan bagaimana anak-anak kita itu memiliki kemampuan iptek yang tinggi, cerdas. Sekaligus memiliki sopan santun yang baik. Konteks yang kita bawa adalah konteks budaya Jogja. Jadi, bagaimana budaya Jogja itu mewarnai soft skill, mewarnai sopan santun anak-anak kita,” ungkapnya.

Sutrisna menambahkan, Sri Sultan berpesan agar Pendidikan Khas Kejogjaan ini tidak hanya diterapkan sekolah dan masyarakat juga diharapkan dapat mengikuti penerapan Pendidikan Khas Kejogjaan tersebut. BIG

 

Facebook Comments Box