Masalah stunting masih menjadi ancaman utama terhadap kualitas hidup masyarakat, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa, karena anak-anak yang stunted mengalami ganguan pertumbuhan fisik (bertubuh pendek/ kerdil), mudah terkena penyakit, dan terganggu perkembangan otaknya.
Tentu saja hal ini sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif. Untuk itu, hadirnya padi Biofortifikasi Inpari Nutrizinc diharapkan bisa membantu menurunkan stunting.
“Rumah sakit Bantul sudah menggunakan beras ini, tapi tidak hanya rumah sakit saja, harapannya beras ini bisa dikenal oleh masyarakat luas. Jadi, mari kenalkan beras ini, agar lebih banyak yang mengkonsumsi, terutama untuk anak-anak yang stunting,” ungkap GKBRAA Paku Alam.
Gusti Putri hadir pada acara Panen Padi Biofortifikasi Inpari Nutrizinc di Bulak Karanganom, Pleret, Bantul pada Selasa (8/8/2023) dan berharap adanya varietas padi Inpari Nutrizinc ini bisa disosialisasikan kepada masyarakat luas agar semakin banyak yang mengkonsumsi.
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menambahkan, stunting telah dinyatakan sebagai musuh paling berbahaya bangsa dan negara.
Untuk itu, lanjutnya, diperlukan sinergi dan kolaborasi dari berbagai pihak untuk mengatasi permasalahan ini, mulai dari penyediaan air bersih, makanan yang bergizi dan lingkungan hidup yang sehat.
“Kita tidak ingin lahir generasi bangsa itu yang pendek, kurus, kecerdasannya lemah, yang kita sebut sebagai stunting. Oleh karena itu, perlu kerja sama lintas sektoral. Karena stunting ini mebutuhkan sistem pembangunan yang terintegrasi,” ujarnya.
Direktur Serealia Ditjen Tanaman Pangan Kementrian Pertanian Ismail Wahab menjelaskan, kandungan nutrisi padi Inpari Nutrizinc ini berbeda dengan varietas padi lainnya.
Kandungan zinc dalam beras Inpari Nutrizinc mencapai 34 ppm, rata-rata varietas lain hanya 16 ppm.
Mulai dari tahun 2020, pemerintah terus meningkatkan penanaman Inpari Nutrizinc di seluruh Indonesia.
“Pada awalnya Februari 2020 kita sudah menanam padi ini di Kulonprogo, selanjutnya tahun 2021 ditargetkan lagi 50.000 hektar kemudian tahun 2022 terlaksana 100.000 hektare,” tuturnya.
Untuk tahun 2023, tercapai 150.000 hektare untuk pencegahan stunting. Tahun depan ditargetkan mencapai 200.000 hektare. “Semoga Bantul bisa menyerap 5000 hektar,” kata Ismail.
Inpari IR Nutri Zinc adalah varietas padi sawah (pertama di Indonesia) yang memiliki kandungan unsur Zn (Zinc) lebih tinggi (± 25%) daripada varietas yang lain.
Dilepas pada tahun 2019 dengan Surat Keputusan (SK) Menteri Pertanian Nomor 168/HK.540/C/01/2019. Selain kaya nutrisi, varietas ini juga memiliki produktivitas tinggi, tahan WBC, Blas, dan Tungro, serta rasa nasi enak.
Zinc adalah zat gizi mikro yang harus dipenuhi untuk tubuh. Zinc memiliki peranan yang penting untuk mendukung fungsi sistem kekebalan dan metabolisme tubuh. Zinc tidak bisa diproduksi secara alami oleh tubuh, sehingga membutuhkan asupan dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
Bahrudin, Ketua kelompok Tani Sumber Rejeki menjelaskan pananaman padi Inpari Nutri Zinc diawali dengan menggunakan bibit bantuan Dinas Pertanian DIY. Benih ditanam pada lahan seluas 10 hektare pada April 2023.
Pada panen kali ini hasilnya belum maksimal, karena baru pertama kali menanam. Setidaknya bisa ditingkatkan hingga mencapai 9 ton hingga 10 ton per hektare.
“Padi ini umurnya lebih pendek dari yang lain. Hasil panen per 2,5 m2 sebanyak 5,5 kg dan setiap hektar mencapai 8 ton,” ungkapnya.
Benih Varietas Inpari IR Nutri Zinc telah tersebar luas ke berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Aceh, Sumatra Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Kalimantan Barat, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Sebanyak 33 BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian), kepanjangan tangan Badan Litbang di tiap Propinsi, akan memproduksi benih Inpari IR Nutri Zinc untuk mempercepat diseminasi dan adopsi tersebut di setiap propinsi. BIG