Acara Gebyar Hari UKM yang digelar di Pakuwon Mall Jogja, Sleman, diikuti oleh puluhan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Bertema Jogja Youth Preneurs Independence Week, acara yang berlangsung pada 18-20 Agustus 2023 ini menampilkan produk-produk UMKM kekinian dari pelaku UMKM DIY.
Acara yang dihadiri oleh istri Wakil Gubernur DIY GKBRAA Paku Alam ini digelar untuk mewadahi para pelaku UMKM dalam rangka memperingati hari UMKM nasional.
Selain itu, sekaligus memperingati 11 tahun Keistimewaan DIY. Seperti diketahui, UMKM di DIY memang didukung penuh oleh Dana Keistimewaan, mengingat bagi DIY, UMKM adalah salah satu unsur keistimewaan yang menopang sendi perekonomian.
Menurut Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY Srie Nurkyatsiwi, saat ini banyak upaya yang dilakukan oleh Pemda DIY untuk mendukung majunya UMKM.
Selain membuat program free ongkir, mewadahi pengusaha dengan koperasi, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DIY juga menggandeng perbankan untuk mendukung perkembangan UMKM.
Pada gebyar UKM ini, konsumen juga dimanjakan dengan fasilitas pembayaran digital melalui QRIS, sehingga mempermudah transaksi, dan lebih aman.
“Pemda DIY menyelenggarakan ini melalui Dinas Koperasi dan UKM didukung oleh adanya dana keistimewaan. Tujuannya untuk menaikkan kelas dari UMKM. Ada enam aspek yang disiapkan, beberapa di antaranya ada sumber daya manusia, produk, hingga digitalisasi,” jelas Siwi pada pembukaan Gebyar Hari UKM di Atrium Pakuwon Mall Yogyakarta, Jumat (18/8/2023).
Siwi memaparkan, jika biasanya UMKM hanya menampilkan produk-produk yang menyasar pada usia di atas 30 tahun, seperti produk jamu, herbal, furniture, dan lainnya.
“Kali ini produk yang dipamerkan lebih beragam, terdapat produk-produk kekinian yang dipamerkan, hingga dipastikan akan menarik bagi milenial untuk berkunjung,” ungkapnya dalam situs jogjaprov.go.id.
Banyak milenial DIY yang saat ini turut andil memeriahkan UMKM melalui produk-produk kekinian, seperti skincare, aromatherapy dan lainnya. Menggandeng milenial ini tentunya menjadi tujuan untuk memunculkan produk ikonik dari DIY.
“Kami lihat, ada potensi tidak hanya produk makanan, kerajinan maupun fashion, tapi ada juga aromatherapy, perawatan kulit. Kami juga mengarahkan ke wellness tourism. Mereka sudah bergabung ke Sibakul, tinggal pembenahan sana sini saja,” ujar Siwi.
Gebyar ini, dia menambahkan, juga menjadi sarana belajar bagi anak muda untuk membuat produk yang mampu melewati kurasi dan layak jual.
“Anak-anak muda ini juga dituntut untuk paham produknya, belajar marketing dan promosi, serta unsur-unsur lainnya yang akan mendukung daya jual produknya,” jelasnya.
Pembenahan terhadap Sumber Daya Manusia (SDM) dan legalitas dari produk yang mereka luncurkan menjadi poin pembelajaran utama yang harus dipelajari.
Sementara itu, Paniradya Pati Paniradya Kaistimewan DIY Aris Eko Nugroho mengaku bangga dengan perkembangan UMKM di DIY.
Dia yang selama ini membantu mereka melalui Dana Keistimewaan, optimis bahwa UMKM di DIY lebih dari mampu untuk bersaing di pasar internasional.
Aris mengungkapkan, nantinya setiap lembaga wajib berkolaborasi untuk menaikkan kelas UMKM ini.
Berkolaborasi lintas sektoral ini menjadi penting sesuai dengan amanat Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, untuk kemajuan masyarakat.
Tidak ada kesan bekerja sendiri, karena semua demi kesejahteraan dan kemuliaan masyarakat DIY.
“Harapannya, tak kalah penting, ini tidak hanya ditampilkan oleh satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD), tapi ini kolaborasi bareng-bareng. Jadi, antara OPD Dinas Koperasi UKM, ada juga dari Dinas Kebudayaan, dan masih banyak lagi,” tutur Aris.
Acara ini semakin lengkap dengan adanya talkshow yang diisi oleh Gusti Putri, Aris Eko Nugroho, praktisi dan akademisi ISI Yogyakarta Bernadetta Sri Hanjati serta Stylish & Wastrapreneur Dila Kudil. BIG