Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten mencatat sebanyak 30.200 kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang terjadi selama periode Agustus-September 2023 atau saat musim kemarau panjang.
“Kasus ISPA di kita ada, tapi peningkatan tidak terlalu signifikan. Dari bulan Agustus-September itu ada 30.200 kasus dan itu total semua kunjungan ke seluruh faskes dari jumlah penduduk di Kabupaten Tangerang,” kata Kepala Dinkes Kabupaten Tangerang Achmad Muchlis di Tangerang, Senin 16/10/2023).
Dia menuturkan, dari puluhan ribu kasus ISPA yang terdeteksi selama musim kemarau itu mengalami peningkatan sekitar 0,1% atau dari angka 30.000 menjadi 30.200 kasus.
“Dari selama bulan terakhir ini ada peningkatannya sedikit. Jadi dari 30.000 itu paling meningkat 30.100 sampai 30.200,” ujarnya.
Achmad merinci pada periode Agustus-September itu penderita ISPA terbanyak dari golongan usia produktif, seperti 15 tahun sampai dengan 50 tahun.
Menurutnya, masih tingginya angka penderita ISPA tersebut dipengaruhi oleh terjadinya musim kemarau panjang akibat dampak fenomena El-Nino yang terjadi di Indonesia.
“Sekarang yang terjadi itu kan musim panas, kemudian berdampak terhadap kesehatan seperti batuk atau radang tenggorokan. Maka itu juga masuknya ISPA. Dan pengaruh peningkatan polusi udara sangat mempengaruhi kondisi ini,” ungkapnya.
Namun demikian, lanjut Achmad, pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar bisa menjaga imunitas tubuh dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan vitamin, rajin berolahraga, menggunakan masker, serta sebisa mungkin mengurangi aktivitas pembakaran sampah untuk mengurangi asap polusi udara.
“Selain itu kami mengingatkan agar masyarakat juga kurangi mengkonsumsi air es atau minuman berwarna. Seharusnya, banyak minum air putih dengan banyak,” ujarnya. BIG