FinansialJABAR MagzRegional

Sektor Jasa Keuangan di Provinsi Jabar Stabil

×

Sektor Jasa Keuangan di Provinsi Jabar Stabil

Sebarkan artikel ini
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 2 Jawa Barat Indarto Budiwitono. (dok. jabarprov.go.id)

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 2 Jawa Barat menilai stabilitas sektor jasa keuangan di Provinsi Jawa Barat (Jabar) hingga Agustus 2023 mampu menunjukkan resiliensi di tengah tekanan higher for longer tingkat suku bunga global.

Pada Agustus 2023, kredit/pembiayaan perbankan Jabar tumbuh sebesar 7,41% yoy (Juli 2023: 7,22% yoy) menjadi Rp590,69 triliun, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor listrik, gas, dan air (69,7% yoy) dan jasa pendidikan (42,5% yoy).

Selain itu, pertumbuhan sosial budaya dan hiburan (37,2% yoy), perantara keuangan (33,50% yoy), serta pertambangan (26,9% yoy) seiring dengan meningkatnya kinerja konsumsi rumah tangga dan industri pengolahan.

Sementara dari perolehan market share, kepemilikan rumah tinggal masih mencatatkan porsi tertinggi sebesar 26,40%, diikuti perdagangan 18,50% dan pembiayaan multiguna 17,51%.

Secara tahunan, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan Jabar hingga Agustus 2023 bertumbuh sebesar 2,97% yoy (Juli 2023: 3,86% yoy) menjadi sebesar Rp649,2 triliun, dengan porsi tertinggi pada tabungan sebesar 46,40%, diikuti deposito 33,71% dan giro sebesar 19,89%.

Kepala OJK Regional 2 Jawa Barat Indarto Budiwitono mengatakan, OJK mendorong kinerja intermediasi dengan tetap menjaga keseimbangan antara pertumbuhan pembiayaan dan terjaganya likuiditas.

”Likuiditas industri perbankan Jawa Barat pada Agustus 2023 dalam level yang memadai dengan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 90,98% (Juli 2023: 90,49%). Sementara kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio Non Performing Loan (NPL) gross sebesar 3,63% (Juli 2023: 3,61%),” ujarnya.

Untuk tren pertumbuhan perbankan syariah di Jabar, lanjut Indarto, mencatatkan kinerja yang lebih tinggi dibanding perbankan konvensional.

Pembiayaan perbankan syariah di Jabar hingga Agustus 2023 mencapai Rp63,04 triliun dan tumbuh 15,03% yoy yang ditopang oleh pembiayaan dari Bank Umum Syariah dengan porsi pembiayaan sebesar 63,96%, disusul Unit Usaha Syariah sebesar 27,48% dan BPR Syariah sebesar 8,56% dari total pembiayaan perbankan syariah.

Market share pembiayaan perbankan syariah juga terus menunjukkan tren kenaikan, dari sebesar 8,40% pada tahun 2019 (sebelum pandemi Covid-19) menjadi 10,67% per Agustus 2023,” katanya.

Sementara itu, perkembangan Sektor Pasar Modal di Jabar, jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia saat ini sejumlah 69 perusahaan yang terdiri dari sektor perbankan, telekomunikasi, properti, dan industri makanan dan minuman.

Nominal transaksi saham di Jabar per Agustus 2023 mencapai Rp138,29 triliun yang didominasi oleh investor ritel, sedangkan jumlah Single Investor Identification atau SID di Jawa Barat masih menjadi yang terbanyak yaitu mencapai 2,59 juta SID atau sekitar 22,50% dari total SID Nasional.

Perkembangan sektor industri Keuangan Non Bank, dari perusahaan pembiayaan, outstanding piutang bertumbuh sebesar 12,30% yoy pada Agustus 2023 (Juli 2023: 12,93% yoy) menjadi sebesar Rp72,12 triliun, lebih besar dibandingkan dengan masa pandemi yang sempat bertumbuh negatif di akhir tahun 2021.

Sekitar 26% pembiayaan disalurkan untuk sektor perdagangan, diikuti industri pengolahan 13,00% dan jasa persewaan 10,00%. Adapun rasio Non Performing Finance (NPF) masih terjaga sebesar 3,23% (Juli 2023: 3,19%).

yoy yaitu mencapai Rp14,80 triliun dengan jumlah penerima sebanyak 5,56 juta rekening. Adapun Tingkat Wan Prestasi (TWP) masih terjaga pada level 3,70%. Sejak didirikan, Fintech P2P Lending telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp173 triliun. BIG

Facebook Comments Box