advertisements
advertisements
Pariwisata

Target Pengunjung Candi Borobudur Tahun 2025 Capai 1,7 Juta Orang

×

Target Pengunjung Candi Borobudur Tahun 2025 Capai 1,7 Juta Orang

Sebarkan artikel ini
Sajian kesenian berpadukan camping di kawasan Borobudur Highland, Jawa Tengah. (dok. kemenparekraf)

Pengunjung Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ditargetkan mencapai 1,7 juta wisatawan pada tahun 2025.

Menurut Direktur Taman Wisata Borobudur (TWB) Mardijono Nugroho, tujuannya tidak hanya ke Candi Borobudur, tetapi ke kawasan juga karena ditugaskan untuk mengembangkan Zona 3.

“Seperti kita ketahui ada Kampung Seni Borobudur, selain destinasi wisata Candi Borobudur,” jelasnya di Magelang.

Mardijono menjelaskan, hal tersebut usai memberikan souvenir kepada lima pengunjung pertama Candi Borobudur pada tahun 2025.

Ke depan, lanjutnya, TWB juga akan mengembangkan Zona 4 dan Zona 5 supaya Candi Borobudur bisa dinikmati dari kawasan tersebut.

Dia menambahkan, pada kunjungan libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 tertinggi di angka 11.000 orang pada 29 Desember 2024.

“Kita rata-rata bisa 10.000 wisatawan per hari pada masa libur Natal dan Tahun Baru,” ungkapnya.

Monumen Borobudur ini merupakan model alam semesta dan dibangun sebagai tempat suci untuk memuliakan Buddha, sekaligus berfungsi sebagai tempat ziarah untuk menuntun umat manusia beralih dari alam nafsu duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha.

Para peziarah masuk melalui sisi Timur dan memulai ritual di dasar candi dengan berjalan melingkari bangunan suci ini searah jarum jam, sambil terus naik ke undakan berikutnya melalui tiga tingkatan ranah dalam kosmologi Buddha.

Ketiga tingkatan itu adalah Kamadhatu (ranah hawa nafsu), Rupadhatu (ranah berwujud) dan Arupadhatu (ranah tidak berwujud).

Dalam perjalanannya para peziarah berjalan melalui serangkaian lorong dan tangga dengan menyaksikan tak kurang dari 1.460 panel relief indah yang terukir pada dinding dan pagar langkan.

Menurut bukti – bukti sejarah, Borobudur ditinggalkan pada abad ke-10 seiring dengan dipindahnya pusat Kerajaan Mataram Kuno ke Jawa Timur oleh Mpu Sendok.

Dunia mulai menyadari keberadaan bangunan ini sejak ditemukan tahun 1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal Inggris dan Jawa.

Sejak saat itu, Borobudur telah mengalami serangkaian upaya penyelamatan dan pemugaran (perbaikan kembali).

Proyek pemugaran terbesar digelar pada kurun waktu 1975 hingga 1982 atas upaya Pemerintah Indonesia dan UNESCO, kemudian situs bersejarah ini masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia.

Borobudur kini masih digunakan sebagai tempat ziarah keagamaan, tiap tahun umat Buddha yang datang dari seluruh Indonesia dan mancanegara berkumpul di Borobudur untuk memperingati Trisuci Waisak.

Terkait kepariwisataan, Borobudur adalah objek wisata tunggal di Indonesia yang paling banyak dikunjungi wisatawan. BIG

Facebook Comments Box